Senin, 14 Juni 2021

Langkah Mudah Menulis Buku Autobiografi

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin... Puja dan puji syukurku hanya teruntuk pada Tuhan Pencipta alam semesta. Hari ini saya mulai beraktivitas kembali seperti biasa. Meskipun masih belum sembuh total, tetap saya syukuri kondisi tubuhku saat ini.

Dalam sepekan terakhir, saya terserang gejala vertigo. Kepala ini terasa sakit yang tak tertahankan sehingga saya hanya bisa berbaring sambil memejamkan mata selama berhari-hari. Setiap kali saya bangun, kepala terasa pusing, keringat dingin mengucur, dan menyebabkan rasa yang tidak nyaman di sekujur badan. 

Alhamdulillaah, tak henti kuucapkan kalimat syukur karena saya bisa lagi bergabung dalam perkuliahan di WAG. Ada rindu di hati ingin bercengkrama dengan rekan-rekan seperjuangan di gelombang 18, juga dengan para senior-senior hebat.
Malam ini rinduku terobati. Terima kasih atas doa kesembuhan buatku, pemirsa.

Malam ini merupakan pertemuan kedua puluh enam. Untuk kedua kalinya, perkuliahan dipandu oleh ketua kelasku yang cantik dan baik hati, Bu Maesaroh, M. Pd. Saya lebih senang memanggilnya dengan sebutan Bu May. Adapun narasumber yang bertugas yaitu pak Suparno, S. Pd., M. Pd. Tema kegiatan kali ini tentang menulis buku autobiografi.
Sebelum mempersilakan narasumber, moderator cantik yang dikenal sebagai guru blogger milenial mengajak para peserta untuk membuka acara dengan melafalkan kalimat basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim). Semoga pertemuan malam ini diberkahi oleh Sang Maha Memberi. Aamiin...

Dari file CV yang dibagikan, diketahui bahwa pak Suparno adalah seorang kepala sekolah di SMP 2 Karangrejo Magetan. Beliau kelahiran Magetan pada tanggal 25 Juli 1966. Beliau memulai karirnya di dunia pendidikan dengan menjadi guru di SMP 2 Kawedanan. Sampai saat ini beliau menjabat sebagai seorang kepala sekolah yang telah mencapai posisi kepangkatan di atas rata-rata. Tahun ini beliau akan menduduki pangkat IVc. Wah, sudah hampir mencapai puncak, pemirsa!

Sebelum membahas lebih lanjut tentang teknik menulis buku autobiografi, lebih awal pak Suparno menyapa dan mendoakan para peserta. Terima kasih, pak! Selanjutnya beliau membagikan sebuah tulisannya di link http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/03/0_89.html?m=1 Saya langsung berkunjung di blog beliau dan memberi kenang-kenangan dalam bentuk komentar.

Pak Suparno menyampaikan bahwa sebagian besar tulisannya bertema tentang motivasi. Ada tiga bentuk motivasi yang sering beliau tulis, yakni motivasi beribadah, motivasi dalam bekerja, dan motivasi dalam belajar. Ketiga jenis motivasi ini merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia di dunia hingga ke akhirat kelak.

Setelah menyimak rekaman suara pak Suparno di WAG, saya sangat terkesan pada kata-kata bijak yang dikutip dari dosen beliau (mantan rektor IKIP Surabaya). Beliau mengatakan bahwa kita ini dilahirkan sebagai orang yang biasa-biasa saja. Jika ingin meraih kesuksesan, maka kita harus berjuang luar biasa, bekera luar biasa, dan berdoa luar biasa. Sungguh menginspirasi yah, pemirsa!

Menurut pak Suparno, menulis buku autobiografi itu sangatlah mudah. Beliau mengacu pada pernyataan para pakar bahwa seorang penulis dapat menemukan ide tulisan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, maupun dialami sendiri. Maka buku autobiografi itu disusun sesuai dengan pengalaman pribadi penulis. Berbeda dengan buku biografi yang menceritakan tentang perjalanan hidup orang lain.

Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menulis buku autobiografi, seorang penulis bisa melewati beberapa langkah praktis berikut ini:
1. Buat outline atau kerangka tulisan. 
Hal ini sangat penting dilakukan agar tulisan dapat terukur dan tidak terjadi pengulangan cerita. Tulisan dapat dimulai dari kelahiran, masa-masa sekolah (SD sampai pendidikan terakhir), bekerja, menikah hingga memiliki anak, dan seterusnya. Pahit getirnya kehidupan yang dilalui juga bisa dikisahkan dalam bab tertentu.

2. Susun jadwal menulis.
Bagian ini yang sering menjadi kunci utama ketuntasan tulisan. Jika jadwal telah dibuat secara detail, maka penulis harus mematuhinya. Tujuan utamanya agar target penulis bisa segera tercapai.

3. Siapkan data-data pendukung.
Dokumen pendukung kisah perjalanan hidup harus dikumpulkan. Dokumen yang dimaksud bisa berupa foto maupun catatan harian (diary).

4. Kembangkan outline.
Kerangka tulisan bisa dikembangkan per bab sedikit demi sedikit. Tulislah saja semuanya sampai ke bagian akhir. Jika dalam proses menulis itu muncul ide baru, maka jangan tergoda yah, pemirsa! Catat saja ide tersebut di buku lain, lalu lanjutkan menulis sampai tuntas. Ingat, jangan pedulikan kesalahan tulisan yang terjadi! Biarkan saja seperti itu.

5. Lakukan editing.
Nah, setelah tulisan kelar semuanya hingga bagian akhir, barulah dilakukan proses editing. Mengedit tulisan bisa dikerjakan sendiri dengan cara membaca ulang naskah. Jika ditemukan kesalahan penulisan atau ada diksi yang tidak tepat, maka dilakukan perbaikan-perbaikan. 

Selain itu, editing juga dapat dilakukan oleh orang lain. Mintalah seseorang yang dikenal untuk membaca dan menilai tulisan kita dari segi mana pun. Jika ada masukan dari pembaca pertama kita, sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki mutu karya kita. Jangan lupa berterima kasih yah, pemirsa!

6. Buatkan desain cover buku.
Jika penulis memiliki keterampilan mendesain cover buku, maka lebih baik dilakukan sendiri saja. Akan tetapi apabila kemampuannya tidak memadai, sebaiknya diserahkan ke orang yang lebih ahli. Hampir semua penerbit menyediakan jasa desainer cover buku untuk penulis. Jadi, tunggu apa lagi? Berikut contoh cover buku autobiografi karya pak Suparno.
7. Lengkapi dengan kata pengantar.
Langkah selanjutnya yaitu meminta kesediaan pakar atau tokoh terkenal untuk memberi kata pengantar di buku kita. Dengan adanya sepatah kata dari tokoh tersebut diharapkan agar buku kita dapat menjadi sumber inspirasi dan bermanfaat bagi banyak orang. 

8. Kirim ke penerbit.
Sebuah tulisan tidak akan pernah disebut mencapai target jika tidak dikirim ke penerbit. Kecuali jika penulis tersebut memiliki sebuah perusahaan penerbitan, maka naskah tidak perlu dikirim ke mana pun. Langsung saja diterbitkan dan dipasarkan sesuka hati. 

Naskah dapat dikirim ke penerbit mayor atau ke penerbit indie. Jika keberuntungan menyapa, naskah buku kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Inilah impian semua penulis. Saya juga punya mimpi itu, bahwa suatu saat akan ada buku saya yang terbit melalui penerbit mayor. Bukan hanaya dari judul buku, tetapi lebih dari itu. Insyaallah. Mohon doa dan dukungannya yah, pemirsa!

Di sesi tanya-jawab, pak Suparno diberondong banyak pertanyaan dari peserta. Ada 12 peserta yang mengirim chat ke Bu May selaku moderator. Saya salah satu dari mereka. Saking asyiknya mengirim pertanyaan ke pak Suparno, kami tidak sadar bahwa waktu telah melewati jadwal.

Biasanya perkuliahan berlangsung sampai pukul 22.00 WITA, malam ini sungguh berbeda. Waktu telah menunjukkan jam pukul 22.53 WITA, ruang chat WAG baru dibuka oleh moderator. Nah, saat itulah ruang chat semakin ramai. Beberapa link blog hasil resume peserta mulai berentetan. Saya juga ingin berpacu dengan rekan-rekan di gelombang 18, tetapi kondisiku belum sembuh total. 

Sungguh pertemuan yang mengesankan. Selain karena pemaparan pak Suparno yang langsung mengena di hati, juga didukung oleh penampilan kedua ketua kelas kami sangat memukau. Saya bangga menjadi rekan beliau di gelombang 18 ini. Terima kasih atas penjelasan dan motivasi yang telah Bapak bagikan kepada kami. Terima kasih, pak Suparno! Terima kasih, Bu May!







Waktu kegiatan: Senin, 14 Juni 2021
Resume ke: 26
Tema: Menis Buku Autobiografi
Narasumber: Suparno, S. Pd., M. Pd.
Gelombang: 18



3 komentar:

  1. Resume yang menarik untuk dibaca ibu Rhenydeje. Usaha Yang luar biasa bisa menghasilkan tulisan ibu.
    Semoga segera bugar dan sehat kembali seperti hari biasa.

    BalasHapus
  2. Aamiin... Terima kasih sudah didoakan, Bu Okmi.

    BalasHapus
  3. Semangat selalu bu. Semoga selalu sehat..

    BalasHapus

AGUSTUS MERDEKA

      Bulan Agustus telah tiba. Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 77 tahun. Seluruh penduduk di Indonesia menyambut bulan kemerdeka...