Rabu, 28 April 2021

MEMAHAMI KARAKTER PENERBIT MAYOR

Hari Rabu pekan ini tanggal 28 April 2021, kami umat Islam sudah memasuki hari keenam belas Ramadhan 1442 Hijriyah. Artinya, sudah lebih dari seperdua purnama kami berpuasa. Hari ini seluruh peserta kelas belajar menulis gelombang 18 mengikuti perkuliahan juga telah melewati setengah jalan menuju 20 resume materi. Semoga kami bisa mencapai titik akhir pelatihan ini. Aamiin...

Siang ini, kami dipandu oleh pak Bambang Purwanto alias Mr. Bams untuk menerima materi dari pak Edi S. Mulyanta. Materinya mengenai penerbit mayor.
Tepat pukul 14.00 WITA, Mr. Bams mengunci grup sehingga hanya admin saja yang dapat mengirim pesan. Tujuannya agar perkuliahan dapat berjalan maksimal tanpa disela oleh chat dari peserta. Beliau memberi salam kepada seluruh peserta, membagikan flyer kegiatan dan CV narasumber. 

Edi S. Mulyanta, S. Si., M.T. adalah nama lengkap narasumber hari ini. Beliau menjabat sebagai Publishing Consultant dan E-book Development pada perusahaan Andi Publisher. Beliau kelahiran Yogyakarta pada tanggal 24 Mei 1969. Beliau memiliki banyak pengalaman kerja dan karya tulis buku yang sudah diterbitkan. Ada 9 buku yang telah beliau lahirkan dan semuanya dapat dilihat di laman https://scholar.giigle.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&jl=en&oi=ao

Menurut pak Edi, dulu beliau adalah seorang penulis lepas yang hidup dari menulis buku sampai akhirnya bergabung di Penerbit Andi. Beliau sudah puluhan tahun menangani penerbitan di Andi Publisher, loh. Tentunya banyak pengalaman beliau yang bisa dijadikan inspirasi bagi kami selaku peserta.

Masa pandemi yang melanda dunia sejak setahun yang lalu ternyata juga berimbas pada dunia penerbitan buku. Akan tetapi, sejak bulan Maret 2021, industri perbukuan sudah mulai bangkit kembali. Namun, ada berbagai tantangan baru yang masih harus dihadapi oleh para pengusaha di bidang ini. Tentunya bukanlah hal yang mudah untuk dilalui dan diselesaikan dalam jangka waktu pendek.

Dunia penerbitan (mayor maupun minor) merupakan dunia bisnis yang selalu bermuara pada keuntungan finansial. Tentu saja, setiap penerbit memiliki idealisme di dalamnya berupa visi dan misi perusahaan yang tidak sama dengan penerbit lainnya. Adapun outlet utama bisnis ini adalah pasar toko buku meskipun tetap tidak bisa terlepas dari pasar di luar toko buku.

Mengenai sistem perbukuan di Indonesia telah diatur dengan sangat rinci dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2017. Menurut Undang-undang tersebut, sistem perbukuan merupakan tata kelola perbukuan yang dapat dipertanggungjawabkan dan terpadu, mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penyediaan, dan pengawasan buku.

Tugas penerbit adalah mendapatkan naskah dari penulis lalu memprosesnya menjadi sebuah buku. Jadi, ada perbedaan antara naskah buku dengan buku dan ini digambarkan dalam UU tentang perbukuan.
1. Naskah buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
2. Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat untuk memenuhi kewajiban Aparatur Sipil Negara (ASN). Diantaranya adalah untuk kenaikan pangkat guru, dosen, maupun ASN di instansi pemerintahan. Semakin banyak karya tulis yang dipublikasikan (termasuk buku), maka ASN tersebut akan semakin cepat mencapai pangkat dan golongan yang lebih tinggi. 

Hal tersebut termaktub dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 pasal 46 ayat 2. Selanjutnya, diatur dalam Permenpan Nomor 26 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, ada di pasal 11 ayat c-2 mengenai publikasi buku ber-ISBN. Adapun manfaat ISBN dapat dilihat pada gambar berikut.
Seluruh penerbit di Indonesia memiliki wadah tersendiri yang merupakan hasil bentukan pemerintah. Nama organisasinya adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Setiap penerbit diberi nomor keanggotan dari IKAPI. Nah, Andi Publisher juga memiliki nomor tanda keanggotaan loh, pemirsa! 
Selanjutnya, penerbit mengajukan nomor ISBN ke Perpustakaan Nasional atau Perpusnas. Lalu, pihak Perpusnas memberi kode tertentu dalam ISBN itu untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya. Skala produksi merupakan bukti kemampuan output dan kemampuan distribusi ke masyarakat luas. 

Semakin besar output dan distribusinya, maka akan semakin banyak ISBN yang dikeluarkan oelh Perpusnas. Seterusnya, akan diberikan nomor kode produksi buku di ISBN kepada penerbit dalam bentuk Publication Element Number. Berdasarkan kode produksi inilah sehingga muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor. (Wah, ternyata ribet banget urusannya yah, pemirsa!)

Dinamika kehidupan masyarakat yang semakin kompleks sangat mempengaruhi pengembangan dunia penerbitan. Begitupula dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat. Saat ini penerbit Andi sedang menjalankan proyek penerbitan buku digital atau e-book. Hal tersebut dapat dilihat percontohannya di http://bukudigital.my.id atau di http://ebukune.my.id

Pak Edi menyarankan kepada seluruh penulis agar mulai membiasakan diri dengan buku digital. Bukan tidak mungkin di masa-masa mendatang buku digital menjadi trend mengingat masih adanya pembatasan secara fisik. Oleh karenanya, penerbit Andi juga mengembangkan channel TV Andi di YouTube serta Production House Andy Academy. Tujuannya adalah untuk tetap mengobarkan  semangat mencedaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Kriteria yang harus dipenuhi untuk menerbitkan buku di penerbit mayor dijelaskan dengan sangat detail oleh Pak Edi. Penulis terlebih dahulu harus membuat proposal ke penerbit yang berisi harus besat tulisannya. Lalu penerbit akan melihat tema, judul utama, outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, dan positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dan lain-lain). 

Siang ini saya tidak mau lagi terlambat mengirim pertanyaan ke narasumber seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Alhamdulillaah, saya menjadi penanya yang keempat. Yang saya tanyakan ada dua hal. Pertama, mengenai kelebihan penerbit Andi sehingga bisa menjadi penerbit mayor. Kedua, tentang ciri khas Andi Publisher dibandingkan dengan penerbit mayor lainnya. 

Pak Edi hanya menjawab pertanyaan kedua saya, pemirsa. Beliau menyatakan bahwa sesama penerbit mayor itu tidak terlalu bersaing saat di pasar sebab mereka tidak saling tumpang tindih dalam memilih materi terbitannya. Buku-buku yang telah diterbitkan oleh penerbit Andi kebanyakan dari buku Perguruan Tinggi dan buku-buku SMK yang masih sangat kurang di pasaran. Selain itu, mereka juga tetap menerbitkan buku-buku di luar tema pendidikan seperti buku fiksi maupun non fiksi dengan tema umum.

Sejujurnya disampaikan oleh Pak Edi bahwa di masa pandemi ini penerbit Andi juga terus berusaha survive. Caranya, dengan mengandalkan media-media sosial online, bekerjasama dengan sekolah, kampus, institusi, maupun pemerintahan untuk teta mempertahankan terbitannya. Dengan demikian indeks literasi bangsa masih tetap terjaga. (Semangat terus yah, pak!)

Penanya keenam menanyakan tentang defenisi buku yang baik sehingga bisa lolos dan diterbitkan oleh penerbit mayor.  Pak Edi langsung memberikan sebuah gambar sebagai jawaban dan memberikan penjelasan yang rinci.

Sebuah buku yang baik menurut pak Edi adalah buku yang dipersiapkan naskahnya oleh penulis. Adapun kesatuan penyajian dan pembahasaannya dibantunoleh pihak penerbit. Dalam hal ini harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara penulis dengan penerbit. 

Sebisa mungkin penulis melakukan penyuntingan mandiri terhadap draf naskahnya. Mulai dari segi tipografi, kesalahan bahasa, kesalahan data dan fakta, dan pelanggaran legalitas dan norma. Sangat disarankan dan penting untuk diingat adalah hindari plagiarisme atau copas (copy and paste). Selain itu, materi yang ditulis harus memiliki keunikan tertentu yang telah dak dimiliki oleh penulis lainnya.



Waktu kegiatan: Rabu, 28 April 2021
Resume ke: 11
Tema: Penerbit Mayor
Narasumber: Edi S. Mulyanta
Gelombang: 18

16 komentar:

  1. Mantap tenan, tak satupun perkataan narsum terlewatkanπŸ‘πŸ‘πŸ˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya terinspirasi sama Bu ketuaku yang cantik loh.

      Hapus
  2. Keren duluan selesi Bund, sukses selalu πŸ‘

    BalasHapus
  3. Mantab bu... sukses dan sehat selalu nggih

    BalasHapus
  4. Terima kasih telah berkunjung, pak! Mohon kritik dan sarannya...

    BalasHapus
  5. Resume nya keren. Dan cepat sekali membuatnya. Mudah2an jadi buku solo ya. Tetap semangat.

    BalasHapus
  6. Wah, keren...semakin bagus tulisannya, semangat Bu πŸ’ͺπŸ‘

    BalasHapus
  7. Mantap resumenya. Cepat lagi. Semangat bu..

    BalasHapus
  8. Weis...mantap...moga bukunya jadi

    BalasHapus
  9. Resumex lengkap dan detail, sukses bu

    BalasHapus
  10. waah semakin keren nih resumeny ibu....suka cara bercerita nya..semangat terus ibu...😊πŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
  11. Kereenn bu ... semangat berdampingan dengan ibu ketua, saya ikuuuttt .... 😁

    BalasHapus

AGUSTUS MERDEKA

      Bulan Agustus telah tiba. Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 77 tahun. Seluruh penduduk di Indonesia menyambut bulan kemerdeka...