Jumat, 21 Mei 2021

MENULIS BUKU NON FIKSI ALA BU IIN

Alhamdulillaah, setelah beberapa hari libur lebaran, akhirnya malam ini kami kembali mengikuti perkuliahan tentang kepenulisan. Saya sudah berkali-kali menanyakan mengenai jadwal kuliah ini ke Bu Aam selaku salah satu tim relawan di kelas belajar menulis gelombang 18. Hari ini beliau menyampaikan kabar gembira bahwa kami akan menerima materi dan narasumbernya sudah siap.
Jadwal kegiatan tidak lagi berlangsung di siang hari seperti saat di bulan Ramadhan. Akan tetapi waktunya kembali ke jadwal pertama perkuliahan, yakni pukul 19.00-21.00 WIB. Artinya, bertepatan dengan pukul 20.00-22.00 WITA. 

Malam ini kelas dipandu oleh Bu Aam Nurhasanah. Sebelum memulai, Bu Aam mengunci grup, mengingatkan mengenai aturan selama perkuliahan dan menyapa narasumber. Aturan di kelas menulis tidak mengalami perubahan sedikit pun. Masih sama dengan pertemuan pertama sampai kelima belas.

Adapun narasumber malam ini yaitu Bu Musiin, M. Pd. Beliau seorang guru di Kediri. Beliau merupakan jebolan kelas belajar menulis bersama PGRI gelombang 8. Satu angkatan dengan Bu Aam dulu. Hanya saja, menurut Bu Aam, mereka tidak senasib. Bu Musiin yang akrab disapa Bu Iin berhasil menuntaskan tugas di gelombang 8 sedangkan Bu Aam harus mengulang di gelombang 12.

Meskipun demikian, saat ini Bu Aam sudah berhasil menaklukkan dirinya dan melejitkan banyak karya berbentuk buku. Bahkan kini beliau telah menjadi kurator beberapa buku antologi dan sukses menjadi pemenang dalam lomba guru blogger se-Indonesia. Selamat, Bu Aam!

Materi yang dibahas oleh Bu Iin adalah tentang konsep buku non-fiksi. Sebelum memaparkan materi tersebut, beliau menceritakan mengenai pengalaman menulis buku tandem dengan Prof Ekoji. Saat ini buku Bu Iin sudah duduk manis di etalase toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Selain Bu Iin, ada delapan teman seangkatannya yang juga berhasil menerbitkan buku di penerbit Andi. Keren banget yah, pemirsa!

Menurut Bu Iin, untuk memupuk kecintaan dalam menulis seorang penulis harus kembali pada niat awalnya. Apa yang mendasari atau menjadi alasan kuat seseorang menjadi penulis. Kalau pengalaman Bu Iin, ada tiga keinginan mendasar yang beliau miliki sebelum menulis, yakni:
1. Ingin mewariskan ilmu dengan buku
2. Ingin memiliki buku solo yang terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Ingin mengembangkan profesi sebagai guru.

Selain itu motivasi dari dirinya sendiri, Bu Iin juga menjadikan quote dari beberapa tokoh sebagai motivasinya dalam menulis. Diantaranya adalah quote dari Imam Al-Gazali berikut.
 Ditambah lagi dengan kalimat motivasi dan sumber inspirasi dari penulis terkenal bernama Pramoedya Ananta Toer.
Secara pribadi, saya juga demikian. Saya memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjadi bagian dari peradaban dunia. Itulah alasannya sehingga saya masih berada di kelas ini, mengikuti aturan main dalam belajar, dan berusaha menuntaskan tugas resume semaksimal mungkin. Mohon doa dan dukungannya yah, pemirsa!

Lebih lanjut, Bu Iin menjelaskan bahwa pada dasarnya ada tiga pola dalam menulis buku non-fiksi.
1. Pola Hierarkis, yakni menulis berdasarkan tahapan-tahapannya. Artinya penulisan dimulai dari yang mudah ke hal yang lebih sulit ataupun dari sesuatu yang sederhana hingga ke materi yang lebih kompleks. Contohnya: buku pelajaran.
2. Pola Prosedural, yaitu menulis diurutkan berdasar pada langkah-langkah dalam prosesnya. Misalnya: buku panduan.
3. Pola Klaster, merupakan penulisan yang disusun secara poin per poin atau dari satu bagian ke bagian lainnya. Pola ini diterapkan dalam menulis buku kumpulan tulisan (antologi) maupun buku berisi beberapa bab yang memiliki tema yang sama.

Berikutnya, Bu Iin memaparkan dengan sangat rinci tentang empat langkah dalam menulis buku non fiksi.
1. Kegiatan Pratulis
Pada langkah pertama ini, penulis harus melewati beberapa tahapan menulis. Ada 9 tahap yang dijelaskan oleh Bu Iin.
a. Menentukan tema
b. Menemukan ide
c. Merencanakan jenis tulisan
d. Mengumpulkan bahan tulisan
e. Bertukar Pikiran 
f. Menyusun daftar
g. Meriset
h. Membuat mind-mapping
i. Membuat kerangka

Adapun tema yang biasa dibahas dalam buku non fiksi adalah tentang pendidikan, keluarga, motivasi, parenting, dan lain sebagainya. Dalam menulis buku non fiksi, Bu Iin berkiblat pada panduan yang bisa ditemukan melalui channel YouTube pak Yulius Roma Patendean di https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Dalam video tersebut terdapat istilah Anatomi Buku. Menurut Bu Iin, dengan mengikuti nasehat pak Yulius, maka tulisan akan menjadi rapi dan tertata dengan baik mulai dari bagian awal sampai halaman terakhir buku.

Berikut susunan atau anatomi buku:
a. Halaman judul
b. Halaman persembahan (boleh ada boleh tidak)
c. Halaman daftar isi
d. Halaman kata pengantar (opsional)
e. Halaman prakata
f.  Halaman ucapan terima kasih (jika ada)
g. Bagian atau bab-bab
h. Halaman lampiran (kalau ada)
i.  Halaman glosarium
j. Halaman daftar pustaka
k. Halaman indeks
l. Halaman tentang penulis

Wow begitu runtut dan lengkap informasi yang diberikan. (Saya suka, saya suka!) Insya Allah anatomi buku ini akan saya simpan dengan sebaik-baiknya.

2. Menulis Draf
Langkah kedua ini kegiatan menulis dilakukan dengan tanpa batasan yang mengikat. Yang terpenting adalah menulis dan terus menulis. Konsep tulisan dituangkan melalui media tulis dengan prinsip kebebasan. Selain itu, di tahap ini tidak terlalu dipentingkan mengenai kesempurnaan tulisan. Akan tetapi difokuskan pada penulisan ide-ide dalam benak penulisnya.

3. Merevisi Draf
Pada langka ini, penulis harus melakukan revisi terhadap sistematika atau struktur tulisan dan cara penyajiannya. Penulis juga harus memeriksa gambaran umum dari naskah tulisannya.

4. Menyunting Naskah
Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam menulis buku non fiksi adalah menyunting Naskah berdasarkan pada KBBI dan PUEBI. Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam proses menyunting Naskah, yaitu: 
a. Ejaan
b. Tata Bahasa
c. Diksi
d. Data dan fakta
e. Legalitas dan norma

Narasumber menyatakan bahwa menulis merupakan sesuatu yang penuh dengan hambatan. Pernyataan beliau agak bertolak belakang dengan narasumber lainnya yang menganggap bahwa menulis itu mudah. Hambatan yang sering ditemukan oleh penulis berkisar pada hambatan waktu, kreativitas, teknis, tujuan, dan psikologis.

Meskipun demikian, Bu Iin juga memberikan obat penawar bagi hambatan-hambatan tersebut dengan membagikan tips kepada peserta.
Adapun cara mengatasi hambatan dalam menulis menurut Bu Iin ada empat.
1. Banyak membaca.
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak.

Bu Iin memiliki hobi memasak, pemirsa. Jadi beliau memasukkan aktivitas memasak sebagai mood-booster dalam menulis. Bagaimana dengan Anda? Temukan mood-booster kita berdasarkan hobi yang dimiliki, yah! Selamat mencoba!

Malam ini saya tidak sempat mengajukan pertanyaan ke narasumber hebat. Bukan apa-apa. Pasalnya, saat ini saya sedang tidak di rumah. Malam ini ada pertemuan keluarga yang harus saya hadiri di mukim kakak saya yang tertua. Jadinya, saya harus mengikuti dua agenda penting secara bersamaan. Sambil ikut perkuliahan, juga saya duduk manis di ruang tengah rumah kakak sulungku.

Meskipun demikian, tak ada satu pembahasan pun yang terlewati. Di sini maupun di sini. Eh, apa maksudnya ini yah, pemirsa? Silakan dimaknai saja sendiri. Maklumlah, saya harus membagi perhatian di dua hal yang berbeda. Keduanya berlangsung di dua dunia yang juga berbeda,  secara online  dan offline. 

Saya ucapkan terima kasih dan syukur tak terhingga kepada Allah subhaanahu wa ta'ala yang telah memberikan pertolongan-Nya kepada saya. Semoga apa yang kita lakukan dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup kita semua. Aamiin...

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga saya sampaikan kepada Bu Iin sebagai narasumber dan Bu Aam selaku moderator yang telah meluangkan waktu dan berbagi kepada kami. Semoga Allah memberikan keberkahan hidup kedua ibu penulis hebat Indonesia.








Waktu Kegiatan: Jumat, 21 Mei 2021
Resume ke: 16
Tema: Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber: Musiin, M. Pd.
Gelombang: 18

15 komentar:

  1. Mantap luar biasa sekali pemirsah. Terima kasih atas ucapannya. Suka gaya resumenya keren. Sangan ringan dan mudah dipahami. Dalam resume, Bu Kanjeng gak dibawa ya? Terima kasih sudah mengerjakan tugas resume dengan sangat baik. Semangat Bu SekertarisπŸ’ͺ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Bu! Iyya nih, saya lupa berterima kasih ke Bu Kanjeng. Insyaallah berikutnya akan dicantumkan kok, Bu.

      Hapus
  2. Panjang kali lebar sama dengan luas, hebat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillaah, terima kasih atas kunjungannya, pak!

      Hapus
  3. Luar biasaa ... lengkap, cepat, enak dibaca πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  4. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan sangat baik. Semoga kelak menjadi buku yang bermutu.

    BalasHapus
  5. Terima kasih kembali, Omjay! Ini semua berkat bimbingan dan motivasi dari para senior, terutama Omjay. Semoga Omjay lekas sembuh dan terus menginspirasi para guru penulis Indonesia. Aamiin...

    BalasHapus
  6. Masyaallah mantaaap sekali buk..πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  7. Resume yang jujur dan lengkap. Hebat bu sekretaris ini❤️

    BalasHapus
  8. Keren, semoga bermanfaat bagi banyak orang

    BalasHapus
  9. Resume lengkap dan mantap ....insha Allah menyusul nich...salip bu Aam, bu Kanjeng n om Jay bunda

    BalasHapus
  10. Tidak ada Yang terlewatkan. Seru Dan menarik resumenya.
    Mantul. Saya suka...saya suka...

    BalasHapus
  11. Resume yg berbobot. Tinggi ilmunya tetap ringan dipahami, membuat asik pembacanya

    BalasHapus

AGUSTUS MERDEKA

      Bulan Agustus telah tiba. Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 77 tahun. Seluruh penduduk di Indonesia menyambut bulan kemerdeka...