Senin, 26 April 2021

TEKNIK PEMASARAN BUKU ALA OMJAY

Hari keempat belas bulan Ramadhan 1442 H bertepatan dengan hari Senin tanggal 26 April 2021 M. Saya kembali mengikuti perkuliahan di WAG kelas belajar menulis bersama PGRI. 
Hari ini Omjay (Wijaya Kusumah) yang akan memaparkan materinya, sedangkan yang bertugas sebagai moderator yakni Pak Cip (Sucipto Ardi). Tema kali ini merupakan bekal bagi penulis yang sudah menerbitkan buku dan ingin memasarkannya.

Mengawali acara, pak Cip mengajak seluruh peserta untuk memulai perkuliahan hari ini dengan melafadzkan Basmalah. Bismillahirrahmanirrahiim. Lalu beliau menyampaikan susunan acara dan informasi tentang proses tanya-jawab. 

Setelah dipersilakan, Omjay mulai menyampaikan materinya yakni cara baru memasarkan buku agar laku dan terjual banyak. Sebelum membahas mengenai teknik pemasaran buku, Omjay mengatakan bahwa peserta haru menguasai cara menulis buku bermutu dan menerbitkannya terlebih dahulu. 

Menurut Omjay, penulis yang baik adalah seorang pembaca yang baik. Mutu sebuah buku baru bisa diketahui setelah dibaca isinya. Biasanya sebuah buku dipasarkan melalui iklan atau promosi ke media massa (cetak maupun digital).

Berdasarkan pengalaman pribadi Omjay, ada trik tertentu yang beliau tempuh sehingga bukunya menjadi 'enak' dibaca. Apakah itu? Omjay menyatakan bahwa hal pertama yang dilakukan setelah menulis adalah mencari editor untuk tulisannya. Beliau tidak pernah merangkap tugas sebagai penulis sekaligus editor. Tentunya editor tersebut sudah ahli di bidang editing naskah.

Sebenarnya teknik memasarkan buku itu bermacam-macam. Semuanya bisa ditemukan dengan googling. Cara yang paling dominan dilakukan adalah menggunakan media digital dan media sosial. Omjay kemudian membagikan cara memasarkan buku terbarunya melalui beberapa media.

1. Instagram
Ada 3 buku terbaru beliau yang siap dipasarkan. Judulnya "Berburu Ilmu di Negeri Panda yang Lucu", "Awas Virus Corona Mengintai Anda", dan "Agar PJJ Tak Lagi Membosankan". Salah satu diantaranya adalah buku berikut ini.
Dengan sejujurnya Omjay menyatakan bahwa ilmu pemasaran buku melalui Instagram beliau dapatkan dari putri sulungnya yang bernama Intan. Saat itu Intan sedang memasarkan produk kitab suci Al-Qur'an yang memiliki keunggulan dari Al-Qur'an yang lain. Selain didukung oleh tampilan dan kualitas kertasnya yang bermutu, cara beriklannya juga lebih santai dan lebih mirip story telling. (Wow, kerreeen!!! Ini mah, like father like daughter atuh, pemirsa!)

2. YouTube
Selain pemasaran dengan cara putrinya, Omjay juga memasarkan buku melalui YouTube. Semuanya bisa ditonton di channel YouTube Omjay di http://YouTube.com/wijayalabs. Gaya beriklannya lebih natural dan apa adanya. Jika ingin lebih menarik lagi, penulis harus banyak belajar dan berkreasi lagi yah!

3. Blog
Selain via Instagram dan YouTube, Omjay juga menggunakan blog untuk memasarkan buku. Dengan blog, jumlah permintaan terhadap buku-buku beliau menjadi lebih luas. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga sudah merambah ke mancanegara. Buku-buku beliau kini sudah ada di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. (Subhanallah! Maasyaa Allaah!)

4. Kolaborasi
Menurut Omjay, kolaborasi merupakan inti dari pemasaran buku. Terutama jika buku tersebut diterbitkan oleh penerbit Indie. Penulis harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Jika mengalami kegagalan dan terjatuh, penulis harus bangkit kembali dan berusaha sekuat tenaga serta jangan mudah berputus asa. 

Berbeda jika buku diterbitkan oleh penerbit mayor sebab mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak dan handal. Dengan demikian, permintaan buku dari segala arah (darat, laut, maupun udara) bisa ditangani dengan baik. 

Kolaborasi bisa dibangun bersama seorang editor handal. Menurut Omjay, di awal-awal karirnya sebagai penulis, beliau sampai harus merogoh koceknya sampai jutaan rupiah untuk menghargai jasa editor. Namun, setelah itu beliau merasakan manfaat yang sangat besar. Buku beliau laris di pasaran berkat tangan dingin seorang editor.

Saya terkesan pada quote yang disampaikan oleh Omjay, "Setiap buku akan menemui takdirnya". Namun demikian, penulis tidak boleh hanya berpangku tangan dan berdiam diri saja. Penulis juga harus proaktif memasarkan bukunya ke teman-temannya melalui media apapun. Informasi dari satu teman ke teman yang lain nantinya akan seperti bola salju. Semakin luas dan semakin besar. Jadi, jika kolaborasi ini berjalan baik, jangan kaget apabila nantinya penulis menerima royalty yang fantastis. 

Kolaborasi juga bisa dilakukan dengan salah satu penerbit mayor yang menjadi rekanan PGRI di kelas belajar menulis ini. Namanya penerbit Andi Yogyakarta. Pihak penerbit sering melakukan webinar dan bersertifikat. Nah, di ajang inilah waktu yang tepat memasarkan buku. Rata-rata buku alumni kelas belajar menulis PGRI dipasarkan dengan cara tersebut.

5. Silaturahim
Omjay banyak menemukan bahwa dengan menjalin silaturahim, beliau terbantu dalam memasarkan buku. Ada kekuatan dahsyat yang beliau rasakan dengan bersilaturahim. Ada begitu banyak rezeki yang akan mengikuti jika penulis mempererat hubungan silaturahim ke sesama. 

Hal ini akan sangat berguna apabila penulis ingin memasarkan buku di daerah pelosok. Dengan silaturahim, buku-buku tersebut akan sangat mudah menemui pembacanya. 

Apabila ada teman atau keluarga yang maunya dapat buku gratis, menurut Omjay tidak menjadi masalah. Apalagi jika kita sedang melakukan promosi dan membangun personal branding. Hanya saja, terkadang buku gratis itu jarang dibaca oleh orang yang menerimanya. Kan sangat disayangkan pesan yang ada di dalamnya malah tidak tersampaikan.

Salah seorang peserta menanyakan mengenai cara menentukan harga jual buku. Menurut Omjay, penulis dapat menentukan sendiri harga bukunya. Biasanya diambil 100% dari harga cetak di penerbit. Misalnya, harga cetak buku sebesar Rp35.000 maka boleh dijual seharga Rp70.000. Begitulah salah satu cara agar penulis menjadi sejahtera dan dapat menikmati hasil kerjanya sebagai penulis profesional.

Semoga saya juga bisa mengikuti jejak literasi Omjay dan narasumber lainnya. Saya yakin tak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Semuanya butuh proses dan setiap proses memerlukan kerja keras serta pengorbanan. Sesuatu yang diperoleh setelah melewati prosesnya akan lebih bermakna dan tidak dapat terlupakan. 

Pada pertemuan ini pertanyaan yang saya ajukan dibahas oleh narasumber. Pertemuan-pertemuan sebelumnya saya juga mengirim pertanyaan tetapi tidak sempat dijawab karena waktu yang membatasi. Memang selama mengikuti perkuliahan, saya lebih fokus pada materi yang disampaikan narasumber. Terkadang pertanyaan dari peserta lain sudah mewakili apa yang ingin saya tanyakan. 

Saya menanyakan tentang cara menentukan jumlah buku yang akan dicetak dan buku apa yang paling tepat dipasarkan secara massif. Menurut Omjay, mencetak buku itu sebaiknya bertahap. Jika banyak penawaran atau masih banyak yang memesan, baru kemudian dicetak ulang. 

Lalu, jenis buku yang paling laku di pasaran adalah buku ajar. Selain karena dibutuhkan oleh guru maupun siswa, buku pelajaran juga tidak lekang oleh waktu. Seperti buku mapel informatika dari tingkat SD, SMP sampai SMA karya Omjay yang sampai saat ini masih banyak yang memesannya.

Sebagai penutup, saya ucapkan alhamdulillah dan syukurku kepada Allah subhaanahu wa ta'ala karena telah memperkenankan saya berada ditengah guru-guru hebat Indonesia. Terima kasih juga saya haturkan kepada moderator dan narasumber hari ini. Terima kasih, Pak Cip! Terima kasih, Omjay! Semoga Allah memberikan keberkahan dalam hidup kita di dunia dan kelak di akhirat. Aamiin...





Waktu Pertemuan: Senin, 26 April 2021
Resume ke: 10
Tema: Teknik Memasarkan Buku
Narasumber: Wijaya Kusumah, M. Pd.
Gelombang: 18

20 komentar:

  1. Resensinya sudah bagus namun perlu diedit lagi. Misalnya kata harus dengan haru akan memiliki makna yang berbeda kalau kehilangan satu huruf.

    Koreksi sedikit,saya menulis buku informatika di SMP bersama tim jadi tidak menulis sendirian. Terima kasih atas resume yang bagus ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap memperbaiki tulisan Omjay. Terima kasih atas as materinya.

      Hapus
  2. Makin hari makin keren tulisannya bu. Selamat berkarya menuju buku Solo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Bu Okmi. Kita sama-sama belajar di sini.

      Hapus
  3. Mantap bu .... πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  4. waah...mantap ibu sukaa ..πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  5. Jadi yg pertama nih Bu, mantap πŸ‘

    BalasHapus
  6. Resumenya jempol dech. Kecepatan meresumenya juga hebat. Semoga bermuara menjadi buku best seller ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu. Alhamdulillaah. Semoga doa kita semua terkabul. Aamiin...

      Hapus
  7. Sungguh Luar biasa, Hebat, keren, mantap

    BalasHapus

JANUARI BER-HAB (Part 1)

Tahun 2021 telah meninggalkan semesta. Dia pergi dengan membawa berjuta kenangan dan warna-warni kehidupan.  Kini giliran tahun ...