Selasa, 22 Juni 2021

BLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Malam ini pertemuan ke-27 kelas belajar menulis bersama PGRI. Saya tidak bisa mengikuti perkuliahan secara keseluruhan karena sedang berada di ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Saya berangkat ke kota Makassar sejak jam 9 pagi dan tiba jam 12.00 WITA. Berkat pertolongan Allah, urusan di sana berjalan lancar dan selesai menjelang waktu sholat Magrib. Alhamdulillaah...
Dari flyer kuketahui bahwa Bu Aam sebagai moderator akan mendampingi seorang narasumber keren malam ini. Namanya Nani Kusmiyati, S. Pd., M.M., CTMP. Beliau lebih akrab disapa dengan sebutan Mayor Nani. Beliau seorang tentara perempuan, seorang penulis sekaligus motivator hebat di dunia literasi.

Mayor Nani lahir di Kediri 12 September 1966. Saat ini beliau bekerja di Lemhannnas dengan jabatan Kasubbag Kerma Multilateral Luar Negeri. 30 buku antologi dan 1 karya buku solo telah diterbitkan. Untuk mengenal Mayor Nani lebih lanjut, silakan mampir ke blognya di link berikut: https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/03/03/curriculum-vitae-nani-kusmiyati/

Mayor Nani memulai perkuliahan dengan menyatakan bahwa blog merupakan sarana belajar dan mengajar. Beliau menguatkan pernyataan tersebut dengan memaparkan pengalamannya sendiri. Pengalaman pertama menggunakan blog sebagai media belajar dirasakan oleh Mayor Nani ketika menjadi peserta di kelas belajar menulis bersama PGRI gelombang ke-8. Dari situlah Mayor Nani bisa menerbitkan buku solo perdananya berjudul ‘Februari Bermakna’.
    
Blog dimanfaatkan oleh Mayor Nani dalam mengajar Bahasa Inggris ke personel militer dan PNS di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), tepatnya di Angkatan Laut (AL). Meskipun usia mereka tidak lagi muda dan mayoritas telah berkeluarga, semangat belajarnya tidak kalah dengan siswa maupun mahasiswa pada umumnya.

Tujuan anggota TNI-AL belajar Bahasa Inggris bermacam-macam. Namun, pada umumnya tujuan mereka antara lain sebagai berikut:
1.      Sebagai persiapan sekolah atau misi di luar negeri
2.      Ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi sedangkan Bahasa Inggris menjadi salah satu persyaratan
3.    Ingin mengajarkan Bahasa Inggris ke anak-anaknya di rumah dan membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah mereka.

Proses pembelajaran di mana-mana semuanya sama. Tidak sepenuhnya berjalan lancar dan tanpa hambatan. Begitu pula yang dirasakan oleh Mayor Nani. Mengajar di kelas yang heterogen dalam berbagai segi (usia, latar belakang pendidikan, pangkat dan jabatan) merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi Mayor Nani.    
    
Seorang guru sepatutnya berusaha menciptakan suasana belajar yang dapat diterima oleh siswanya. Dapat diterima bukan berarti memuaskan semua siswa sebab guru juga manusia yang tentunya memiliki keterbatasan.

Di awal- awal penggunaan blog dalam pembelajaran, beberapa siswa Mayor Nani menemui beberapa kendala, terutama dari segi penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Siswa yang sudah berumur sukanya yang praktis-praktis saja. Maklumlah, mereka tidak terbiasa dengan aplikasi-aplikasi baru seperti blog. Jadi, mereka menyelesaikan tugasnya di laptop atau PC lalu mengirimkan ke WhatsApp.

Bagi siswa yang masih muda, ditugaskan oleh Mayor Nani untuk belajar membuat blog melalui YouTube. Siswa yang sudah berhasil membuat blog kemudian diminta untuk mengajari teman-teman sekelasnya. Akhirnya beberapa diantara mereka sudah bisa membuat blog dengan berbagai desain. Bahkan menurut Mayor Nani, desain blog siswanya lebih bagus dari blog miliknya. (Wah, ini berarti Mayor Nani berhasil jadi guru yah, pemirsa!)

Lalu, apa manfaat blog dalam kegiatan pembelajaran? Sebagai guru, blog sangat bermanfaat sebagai media penyimpanan materi atau bahan ajar. Materi tersebut akan lebih mudah dibagikan melalui WhatsApp ataupun sosial media lainnya. Selain itu, materi pembelajaran tidak akan hilang dan dapat dibaca berulang-ulang jika siswa membutuhkannya.

Di kelas Bahasa Inggris, Mayor Nani meminta siswanya mengerjakan tugas di blog dan share link blog ke grup WA. Para siswa dapat memberi komen tentang isi dari blog temannya. Beliau juga mengoreksi melalui blog. Di hari berikutnya apa yang mereka kerjakan didiskusikan di kelas atau di WAG.

Sebagai guru, Mayor Nani tidak mau terjebak dengan homework (tugas PR) yang diberikan.  Beliau harus membaca cepat dan menggaris bawahi kalimat atau kata dengan tata bahasa (grammar) yang kurang tepat. Beliau mengumpulkan kesalahan-kesalahan tersebut dan dibahas secara umum di kelas atau melalui grup WA.

Adapun manfaat blog untuk siswa tentu lebih beragam, diantaranya sebagai berikut:
1.      Memiliki blog menjadi pengalaman pertama dan berkesan.
2.      Siswa akan menjadi ketagihan menulis di blog.
3.      Siswa bisa saling berkomentar dengan Blog Walking (BW).
4.      Tulisan dalam blog bisa dibaca oleh banyak orang.
5.      Dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi siswa blogger.
6.      Menulis di blog juga dapat menghasilkan karya berupa buku.

 Mayor Nani menyatakan bahwa penggunaan blog sebagai media mengajar dan belajar Bahasa Inggris sangat bermanfaat. Meskipun pada awalnya siswa menulis di blog karena terpaksa selanjutnya mereka menjadi terbiasa. Kemampuan menulis (Writing) dalam Bahasa Inggris mereka juga meningkat. Selain itu, kemampuan (Speaking) mereka juga bertambah karena mereka diminta untuk merekam suara berbicara dalam Bahasa Inggris dan dishare di group (jika pembelajaran Daring). Pada saat mereka belajar dengan tatap muka, mereka diminta untuk bicara di depan kelas. Bagi level dasar, siswa diperbolehkan membawa drafnya dan dibaca di depan teman sekelasnya.

Sebagai tambahan, Mayor Nani menyampaikan bahwa bagi seorang penulis blog dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan hal-hal yang sifatnya mengedukasi masyarakat. Pengalaman hidup bisa dituangkan dalam blog. Bisa jadi dari pengalaman itu dapat memberi solusi atau mencerahkan hidup orang lain yang membacanya.

Ada beberapa alasan seseorang sehingga dia mau menulis. Berdasarkan pengalaman sekaligus pengamatan narasumber terhadap lingkungan sekitarnya, setidaknya ada empat hal yang menjadi faktor pendorong kegiatan menulis.

1.      Manusia tidak hidup selamanya.
Dengan menulis, seseorang masih bisa membagikan kebaikan melalui tulisannya meskipun raganya telah tiada.

2.      Untuk meningkatkan level pribadi penulis.
Seseorang yang biasa-biasa saja bisa menjadi terkenal dengan menulis. Seorang yang tinggal di pelosok desa dapat mengangkat nama baik daerahnya dengan adanya karya berbentuk tulisan.

3.      Untuk menginspirasi orang lain.
Melalui karya tulis, penulis dapat memotivasi banyak orang agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

4.      Untuk mendapatkan penghasilan.
Ketika karya tulis berbentuk buku telah diterbitkan, tentu penulis bisa memperoleh keuntungan finansial dari hasil penjualan bukunya. Apalagi jika buku tersebut merupakan ‘best seller’, pendapatan penulis pasti akan semakin besar.

Dalam kegiatan pembelajaran, Mayor Nani selalu menegaskan kepada siswanya untuk terus memupuk kebiasaan menulis di blog. Beliau menyampaikan bahwa konsistensi seseorang dalam menulis dapat dijaga melalui beberapa cara, diantaranya:

a.      Membuat target menulis setiap hari
b.      Bergabung dengan teman atau komunitas menulis
c.       Membuat target penerbitan buku

Dari penjelasan Mayor Nani dapat disimpulkan bahwa blog bisa digunakan sebagai media belajar dan mengajar untuk mata pelajaran apapun. Yang terpenting adalah adanya kemampuan dan kemauan guru untuk mengaplikasikan di kelasnya masing-masing. Semoga saja guru-guru di Indonesia dapat meniru atau memodifikasi model pembelajarannya dengan memanfaatkan blog seperti yang telah dipaparkan oleh narasumber. Terima kasih, Mayor!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANUARI BER-HAB (Part 1)

Tahun 2021 telah meninggalkan semesta. Dia pergi dengan membawa berjuta kenangan dan warna-warni kehidupan.  Kini giliran tahun ...