Dari flyer kuketahui bahwa Bu Aam sebagai moderator akan mendampingi seorang narasumber keren malam ini. Namanya Nani Kusmiyati, S. Pd., M.M., CTMP. Beliau lebih akrab disapa dengan sebutan Mayor Nani. Beliau seorang tentara perempuan, seorang penulis sekaligus motivator hebat di dunia literasi.
Mayor Nani lahir di Kediri
12 September 1966. Saat ini beliau bekerja di Lemhannnas dengan jabatan
Kasubbag Kerma Multilateral Luar Negeri. 30 buku antologi dan 1 karya buku solo
telah diterbitkan. Untuk mengenal Mayor Nani lebih lanjut, silakan mampir ke
blognya di link berikut: https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/03/03/curriculum-vitae-nani-kusmiyati/
Mayor Nani memulai
perkuliahan dengan menyatakan bahwa blog merupakan sarana belajar dan mengajar.
Beliau menguatkan pernyataan tersebut dengan memaparkan pengalamannya sendiri.
Pengalaman pertama menggunakan blog sebagai media belajar dirasakan oleh Mayor
Nani ketika menjadi peserta di kelas belajar menulis bersama PGRI gelombang
ke-8. Dari situlah Mayor Nani bisa menerbitkan buku solo perdananya berjudul ‘Februari
Bermakna’.
Blog dimanfaatkan oleh
Mayor Nani dalam mengajar Bahasa Inggris ke personel militer dan PNS di
lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), tepatnya di Angkatan Laut (AL).
Meskipun usia mereka tidak lagi muda dan mayoritas telah berkeluarga, semangat
belajarnya tidak kalah dengan siswa maupun mahasiswa pada umumnya.
Tujuan
anggota TNI-AL belajar Bahasa Inggris bermacam-macam. Namun, pada umumnya
tujuan mereka antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai persiapan sekolah atau misi di luar
negeri
2. Ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih
tinggi sedangkan Bahasa Inggris menjadi salah satu persyaratan
3. Ingin mengajarkan Bahasa Inggris ke
anak-anaknya di rumah dan membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah mereka.
Proses pembelajaran di mana-mana semuanya
sama. Tidak sepenuhnya berjalan lancar dan tanpa hambatan. Begitu pula yang
dirasakan oleh Mayor Nani. Mengajar di kelas yang heterogen dalam berbagai segi
(usia, latar belakang pendidikan, pangkat dan jabatan) merupakan sebuah
tantangan tersendiri bagi Mayor Nani.
Seorang guru sepatutnya berusaha
menciptakan suasana belajar yang dapat diterima oleh siswanya. Dapat diterima
bukan berarti memuaskan semua siswa sebab guru juga manusia yang tentunya
memiliki keterbatasan.
Di awal- awal penggunaan blog dalam
pembelajaran, beberapa siswa Mayor Nani menemui beberapa kendala, terutama dari
segi penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Siswa yang sudah berumur
sukanya yang praktis-praktis saja. Maklumlah, mereka tidak terbiasa dengan aplikasi-aplikasi
baru seperti blog. Jadi, mereka menyelesaikan tugasnya di laptop atau PC lalu
mengirimkan ke WhatsApp.
Bagi siswa yang masih muda, ditugaskan
oleh Mayor Nani untuk belajar membuat blog melalui YouTube. Siswa yang sudah berhasil membuat blog kemudian diminta
untuk mengajari teman-teman sekelasnya. Akhirnya beberapa diantara mereka sudah bisa membuat blog
dengan berbagai desain. Bahkan menurut Mayor Nani, desain blog siswanya lebih
bagus dari blog miliknya. (Wah, ini berarti Mayor Nani berhasil jadi guru yah,
pemirsa!)
Lalu, apa manfaat blog dalam kegiatan pembelajaran?
Sebagai guru, blog sangat bermanfaat sebagai media penyimpanan materi atau
bahan ajar. Materi tersebut akan lebih mudah dibagikan melalui WhatsApp ataupun
sosial media lainnya. Selain itu, materi pembelajaran tidak akan hilang dan
dapat dibaca berulang-ulang jika siswa membutuhkannya.
Di kelas Bahasa Inggris, Mayor Nani meminta siswanya mengerjakan tugas di blog dan share link blog ke grup WA. Para siswa dapat
memberi komen tentang isi dari blog temannya. Beliau juga mengoreksi melalui
blog. Di hari berikutnya apa yang mereka kerjakan didiskusikan di kelas atau di
WAG.
Sebagai guru, Mayor Nani tidak mau terjebak dengan homework (tugas PR) yang diberikan. Beliau harus membaca cepat dan menggaris
bawahi kalimat atau kata dengan tata bahasa (grammar) yang kurang tepat. Beliau mengumpulkan kesalahan-kesalahan
tersebut dan dibahas secara umum di kelas atau melalui grup WA.
Adapun manfaat blog untuk siswa tentu
lebih beragam, diantaranya sebagai berikut:
1. Memiliki blog menjadi pengalaman pertama dan
berkesan.
2. Siswa akan menjadi ketagihan menulis di blog.
3. Siswa bisa saling berkomentar dengan Blog
Walking (BW).
4. Tulisan dalam blog bisa dibaca oleh banyak
orang.
5. Dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi
siswa blogger.
6. Menulis di blog juga dapat menghasilkan karya
berupa buku.
Mayor Nani menyatakan bahwa penggunaan
blog sebagai media mengajar dan belajar Bahasa Inggris sangat bermanfaat. Meskipun
pada awalnya siswa menulis di blog karena terpaksa selanjutnya mereka menjadi
terbiasa. Kemampuan menulis (Writing)
dalam Bahasa Inggris mereka juga meningkat. Selain itu, kemampuan (Speaking) mereka juga bertambah karena mereka
diminta untuk merekam suara berbicara dalam Bahasa Inggris dan dishare di group (jika pembelajaran Daring).
Pada saat mereka belajar dengan tatap muka, mereka diminta untuk bicara di
depan kelas. Bagi level dasar, siswa diperbolehkan membawa drafnya dan dibaca
di depan teman sekelasnya.
Sebagai tambahan, Mayor Nani menyampaikan
bahwa bagi seorang penulis blog dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan
hal-hal yang sifatnya mengedukasi masyarakat. Pengalaman hidup bisa dituangkan
dalam blog. Bisa jadi dari pengalaman itu dapat memberi solusi atau mencerahkan
hidup orang lain yang membacanya.
Ada beberapa alasan seseorang sehingga dia mau
menulis. Berdasarkan pengalaman sekaligus pengamatan narasumber terhadap
lingkungan sekitarnya, setidaknya ada empat hal yang menjadi faktor pendorong
kegiatan menulis.
1. Manusia tidak hidup selamanya.
Dengan menulis, seseorang masih bisa
membagikan kebaikan melalui tulisannya meskipun raganya telah tiada.
2. Untuk meningkatkan level pribadi penulis.
Seseorang yang biasa-biasa saja bisa menjadi
terkenal dengan menulis. Seorang yang tinggal di pelosok desa dapat mengangkat
nama baik daerahnya dengan adanya karya berbentuk tulisan.
3. Untuk menginspirasi orang lain.
Melalui karya tulis, penulis dapat memotivasi
banyak orang agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
4. Untuk mendapatkan penghasilan.
Ketika karya tulis berbentuk buku telah
diterbitkan, tentu penulis bisa memperoleh keuntungan finansial dari hasil
penjualan bukunya. Apalagi jika buku tersebut merupakan ‘best seller’, pendapatan penulis pasti akan semakin besar.
Dalam kegiatan pembelajaran, Mayor Nani selalu
menegaskan kepada siswanya untuk terus memupuk kebiasaan menulis di blog. Beliau
menyampaikan bahwa konsistensi seseorang dalam menulis dapat dijaga melalui
beberapa cara, diantaranya:
a. Membuat target menulis setiap hari
b. Bergabung dengan teman atau komunitas menulis
c. Membuat target penerbitan buku
Dari
penjelasan Mayor Nani dapat disimpulkan bahwa blog bisa digunakan sebagai media
belajar dan mengajar untuk mata pelajaran apapun. Yang terpenting adalah adanya
kemampuan dan kemauan guru untuk mengaplikasikan di kelasnya masing-masing. Semoga
saja guru-guru di Indonesia dapat meniru atau memodifikasi model pembelajarannya
dengan memanfaatkan blog seperti yang telah dipaparkan oleh narasumber. Terima
kasih, Mayor!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar