Selasa, 16 Maret 2021

MENULIS DIKALA SAKIT

Malam ini pertemuan ke-28 kelas belajar menulis bersama PGRI. Perkuliahan dipandu oleh Bu Ditta. Sedangkan narasumbernya bernama Suharto, S. Ag., M. Pd. Beliau seorang guru mata pelajaran Fikih di MTs Negeri 5 Jakarta. 
Pak Suharto sering disapa dengan sebutan Cang Ato. Beliau telah berhasil memenangkan dirinya dari belenggu putus asa dikala sakit menerpa. Walaupun raganya tak berdaya akibat penyakit yang diderita, semangat untuk berkarya masih terus membara. Saya salut sekaligus merasa malu, pemirsa. Sampai saat ini, beliau telah menerbitkan enam buku solo dan dua karya tulis antologi.

Cang Ato menjadi sumber inspirasi bagi seluruh peserta kelas belajar menulis asuhan Omjay. Beliau memberikan bukti konkrit bahwa kesuksesan itu bukan hanya milik orang yang sehat dan pintar saja. Orang yang sedang diuji dengan penyakit parah pun ternyata masih bisa berkarya. Lalu, tunggu apa lagi, pemirsa?

Dalam diskusi kali ini, Cang Ato membagikan tips dan langkah praktis agar penulis pemula dapat menghasilkan buku dengan mudah.
1. Tuliskan hal-hal yang dipahami dan dikuasai. Jika seorang penulis membahas tentang hal-hal yang dikuasainya, maka dia akan dengan mudah menyampaikan hal tersebut kepada pembacanya. Sebaiknya penulis mulai menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, sistematis dan kalimatnya tidak terlalu panjang.

2. Ceritakan tentang apa yang pernah dialami sendiri. Sebagai penulis pemula, sebaiknya menulis peristiwa yang telah terjadi dalam hidupnya. Ini bertujuan untuk memudahkan penulis dalam menuntaskan naskah tanpa perlu menguras pikiran. Selain itu, pengalaman pribadi penulis bisa menjadi rujukan bagi pembaca yang mungkin juga mengalami hal yang serupa dengannya.

3. Fokuskan tulisan pada satu tema tertentu. Seorang penulis harus menentukan lebih awal mengenai tema yang akan dibahas. Jika sudah jelas temanya, maka pembahasan dari bab pertama sampai terakhir akan saling terkait satu sama lain. Hindari membahas beberapa tema dalam satu buku!

4. Tentukan target pencapaian. Ketika penulis mulai berencana menghasilkan karya buku, sebaiknya ada target yang dimiliki. Dengan menentukan target, penulis akan berusaha maksimal dan lebih termotivasi untuk mencapainya sesuai waktu yang direncanakan. Selain itu, target pencapaian juga bisa menjadi pelecut semangat jika sewaktu-waktu penulis mengalami kendala maupun hambatan dalam menulis.

5. Jaga api semangat dalam diri. Semangat merupakan modal utama dalam dunia kepenulisan. Meskipun sifatnya fluktuatif, semangat menulis tidak boleh sampai hilang dalam jiwa seorang penulis, terutama bagi yang masih pemula. Penulis harus mampu menemukan cara agar tetap bersemangat menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan.

6. Jangan pernah membandingkan tulisan sendiri dengan tulisan orang lain. Setiap penulis memiliki ciri khas atau karakteristik tulisan yang berbeda satu dengan lainnya. Namun seorang penulis tetap harus rajin membaca karya tulis orang lain untuk memperkaya khazanah pengetahuan dalamenulis naskah.

Langkah-langkah praktis ini telah dilewati dan dilakoni oleh Cang Ato hingga akhirnya mampu menerbitkan beberapa karya terbaik. Hal inilah yang kemudian ditularkan kepada seluruh peserta di kelas belajar menulis. Cang Ato berprinsip bahwa menulis dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain dan tentunya juga menjadi penyemangat bagi diri sendiri dalam melewati masa-masa sulit hidup ini.

Pada sesi tanya jawab, ada sebuah pesan yang saya garis bawahi dari jawaban Cang Ato kepada penanya. Beliau menyebutkan bahwa seorang istri yang hebat tidak tampak dari raganya. Akan tetapi terasah melalui cobaan yang diberikan selama bertahun-tahun. Ketika ada seorang istri yang masih tetap setia dan terus bertahan mengurusi suami yang sakit menahun, maka sejatinya dialah istri hebat itu. Alloohummarzuqnaa...

Setiap manusia pasti akan meninggalkan dunia fana ini. Maka dari itu, sebelum ajal menjemput, gunakan kesempatan hidup ini dengan menularkan kebaikan-kebaikan kepada sesama, salah satunya dengan melalui tulisan. Terus saja menulis meskipun ada yang menghina. Terus saja menulis, orang lain terserah mau bilang apa. Terus saja menulis sebab setiap tulisan akan menemukan takdirnya. Itulah pesan yang saya peroleh dari pemaparan materi Cak Ato malam ini.

Sungguh, malam ini saya mendapat banyak pelajaran berharga dari seorang guru agama yang sangat menginspirasi. Terima kasih, Cang Ato! Terima kasih atas suguhan penuh nutrisi bagi jiwa para penulis pemula seperti diriku. Semoga Allah subhaanahu wa ta'ala memberikan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua. Aamiin...






Waktu kegiatan: Jum'at, 18 Juni 2021
Resume ke: 28
Tema: Menulis Dikala Sakit
Narasumber: Suharto, S. Ag., M. Pd.
Gelombang: 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANUARI BER-HAB (Part 1)

Tahun 2021 telah meninggalkan semesta. Dia pergi dengan membawa berjuta kenangan dan warna-warni kehidupan.  Kini giliran tahun ...