Rabu, 14 April 2021

MENGENAL SELUK BELUK DUNIA PENERBITAN BUKU

Siang ini hari kedua bulan Ramadhan 1442 Hijriyah. Saya kembali menghadiri kuliah tentang kepenulisan dari grup WA Belajar Menulis di waktu siang. Pada kuliah kali ini, yang bertugas sebagai narasumber adalah pak Bambang Purwanto alias Mr. Bams. 

Sebelum mempersilakan pemateri, Mr. Bams memberikan arahan kepada peserta mengenai format pengiriman pertanyaan via WA. Kemudian beliau membagikan link blog berisi CV narasumber.

Adapun yang bertugas sebagai narasumber pada pertemuan kelima ini yaitu pak Mukminin, S. Pd., M. Pd. Beliau senang dipanggil dengan sebutan Cak Inin. Pria kelahiran Jombang, 6 Juli 1965 ini merupakan salah seorang guru PNS di SMP 1 Kedungpring Lamongan. 

Dari blognya, saya mengetahui bahwa Cak Inin memiliki banyak peran sentral selain dari tugas pokoknya sebagai abdi negara. Beliau juga merupakan seorang konsultan, penulis, dan penerbit. Nah, kali ini beliau akan membahas tentang penerbit indie. Tentunya sangat relevan sekali dengan peran beliau sebagai penulis sekaligus penerbit independen bernama Kamila Press Lamongan.

Sebelum memaparkan lebih detail mengenai dunia penerbitan, Cak Inin mengajak kepada seluruh peserta untuk memulai kegiatan dengan membaca QS. Alfaatihah. Beliau juga memberi motivasi agar peserta tetap bersemangat berpuasa bagi yang menjalankannya. Beliau juga tak lupa  meminta keikhlasan hati para peserta untuk mendoakan seluruh korban bencana alam agar diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian hidup tersebut. 

Sebagai pengantar, Cak Inin menjelaskan tentang langkah-langkah praktis agar tulisan kita bisa diterbitkan, yaitu sebagai berikut:
1. Pra-Writing
Pada tahap ini penulis mencari ide tulisan berdasarkan passion yang diminati dan disenangi. Bentuknya fiksi maupun non-fiksi.

2. Drafting atau Outline
Setelah menemukan ide, langkah selanjutnya adalah drafting atau Outline, yakni penulis membuat daftar isi buku yang akan ditulis. Dari outline inilah tulisan dikembangkan menjadi sebuah naskah buku.

3. Writing
Di tahap writing atau menulis ini, penulis mulai menyalurkan kreativitasnya dalam merangkai kata, menyusun kalimat, menggunakan kemampuannya  berekspresi dalam bentuk tulisan. Tapi ingat, jangan dulu dibaca naskah yang sedang ditulis walaupun hanya sekali. Tetap kerjakan kegiatan menulis hingga naskahnya selesai.

4. Revisi dan Editing
Nah, setelah kegiatan menulis selesai, penulis baru dibolehkan untuk beralih ke tahap revisi dan editing. Apakah berbeda antara revisi dan editing? 
Cak Imin menerangkan bahwa kedua aktivitas tersebut memiliki perbedaan. 
a. Revisi artinya penulis mengoreksi tulisannya sendiri dengan cara mencari tahu kekurangan ataupun pemborosan kata yang terdapat di dalamnya. Di tahap ini penulis dapat menemukan jika ada paragraf yang tidak nyambung dengan paragraf sebelumnya, atau menghilangkan bagian-bagian tertentu yang tidak perlu dicantumkan dalam teks, atau bisa jadi ada tambahan data yang akan menguatkan isi tulisan.
b. Editing adalah proses memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, pola kalimat, ataupun kekeliruan dalam tata bahasa lainnya. Proses mengedit atau menyunting sebuah tulisan yang dilakukan oleh penulisnya sendiri biasa disebut dengan istilah swasunting.

5. Publishing
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari sebuah proses penulisan buku. Jika penulis telah melewati tahap 1-4, maka naskah buku bisa diteruskan ke penerbit.

Disebutkan bahwa ada dua jenis penerbit yang bisa membantu penulis untuk menerbitkan karyanya. Penerbit mayor dan penerbit indie (penerbit independen). 

Adapun perusahaan yang termasuk kategori penerbit mayor antara lain: Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Erlangga, Yudhistira, Andi Yogyakarta, dan masih banyak lagi penerbit mayor di Indonesia. Sedangkan contoh penerbit indie yang tergabung dalam grup belajar menulis bersama PGRI yaitu: YPTD, Gemala, Kamila Press Lamongan, dan ratusan penerbit indie lainnya.

Terua terang, saya penasaran mengenai perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie. Dengan cermat Cak Inin menyampaikan mengenai hal tersebut. Jika dilihat dari beberapa aspek, dapat ditemukan adanya perbedaan antara kedua jenis penerbit tersebut. 
1. Berdasarkan jumlah cetakan.
- Penerbit mayor: dicetak secara massa, sekitar 1000 hingga 3000 eksemplar.
- Penerbit indie: dicetak sesuai pemesanan (POD: Print On Demand)

2. Berdasarkan naskah yang diterbitkan
- Penerbit mayor: naskah harus melewati prosedur yang ketat dan sangat mempertimbangkan pangsa pasar. Penulis harus siap untuk ditolak jika naskah tidak sesuai dengan kriteria penerbit.
- Penerbit indie: naskah tidak pernah ditolak asalkan tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak ada unsur SARA dan pornografi di dalamnya, dan layak diterbitkan.

3. Berdasarkan profesionalitas
- Penerbit mayor: SDM yang ada di dalamnya merupakan tenaga profesional di bidangnya masing-masing.
- Penerbit indie: SDM yang dimiliki juga profesional tetapi sangat ditentukan oleh manajemen dari penerbit tersebut. Maka penulis harus pandai-pandai memilih penerbit indie yang akan menerbitkan bukunya, dan jangan mudah tergoda dengan paket penerbitan murah. Penulis harus menilai penerbit indie yang berdasarkan mutu kertas dan manajemen pemasarannya.

4. Waktu penerbitan
- Penerbit mayor: waktu yang digunakan dari pengiriman naskah sampai dipasarkan cenderung cukup lama. Untuk konfirmasi naskah diterima atau tidak berkisar antara 1 sampai 3 bulan lamanya. Jika diterima, naskah tidak serta merta diterbitkan tetapi menunggu giliran. Kadang cepat, ada juga yang sampai bertahun-tahun. Dalam proses distribusi ke toko buku, sangat ditentukan oleh target penjualan yang telah ditentukan. Jika tidak mencapai target, maka buku akan ditarik oleh penerbit.
- Penerbit indie: waktu yang digunakan untuk menerbitkan buku cukup singkat. Penerbit indie meyakini bahwa naskah seorang penulis merupakan karya terbaik dan layak untuk diterbitkan. Tidak ada pertimbangan rumit dan prosedur panjang dalam menerbitkan buku.

5. Royalti
- Penerbit mayor: royalti penulis dipatok secara maksimal 10% dari total penjualan buku. Royalti tersebut biasanya dikirim ke penulis setelah penjualan mencapai angka tertentu. Terkadang ada juga yang sampai berbulan-bulan setelah buku terjual.
- Penerbit indie: keuntungan penulis pada umumnya sekitar 15-20% dari harga buku. Sistem pemasarannya beragam, ada yang secara langsung (offline) maupun online melalui Facebook, Twitter, Instagram, WAG, dan lain-lain.

6. Biaya penerbitan
- Penerbit mayor: gratis.
- Penerbit indie: berbayar dan disesuaikan dengan aturan masing-masing penerbit.

Cak Inin kemudian memaparkan tentang salah satu penerbit indie yang tergabung dalam grup belajar menulis bersama PGRI bernama Kamila Press Lamongan. Dengan sangat rinci beliau menguraikan segala hal yang terkait dengan penerbitan buku. Mulai dari jasa yang disediakan (desain cover, lay out, editing, dan ISBN), detail harga, sampai pada jumlah buku yang telah diterbitkan sejak bulan September 2020 sampai sekarang (April 2021).

Ada beberapa hal yang dipersyaratkan jika penulis ingin menggunakan jasa penerbit Kamila Press Lamongan. 
1. Naskah yang dikirim harus lengkap. Mulia dari judul, kata pengantar, daftar isi, muatan atau isi buku yang sesuai urutan daftar isinya, daftar pustaka, biodata penulis yang dilengkapi foto, dan sinopsis buku.

2. Naskah diketik di kertas A5 (ukuran 14,8 X 21cm), spasi 1,5 dengan font 11, ukuran margin seragam yakni 2cm di semua sisinya, jenis hurufnya boleh menggunakan Arial, Calibri, ataupun Cambria. Naskah utuh dikirim dalam 1 file ke WA Cak Inin atau ke e-mail beliau gusmukminin@gmail.com

Di penerbit Kamila Press Lamongan juga menyediakan jasa dan fasilitas untuk membantu penulis jika mengalami kesulitan dalam menentukan judul buku, cover buku, sertifikat penulis yang bekerjasama dengan percetakan. Selain itu, ada juga fasilitas PO atau Pre-Order buku. Dengan adanya PO, membantu penulis dalam mempromosikan buku lengkap dengan harganya.

Saya menjadi semakin bersemangat mengumpulkan ide-ide tulisan yang bertebaran di sekitar saya. Jika selama ini saya bingung mengenai alur penerbitan buku, maka hari ini saya menemukan jawabannya melalui penjelasan Cak Inin. Terima kasih, Cak!

Untuk mengetahui rincian biaya cetak buku plus ongkos kirim, penulis dapat segera menghubungi nomor kontak Cak Inin. Di sesi tanya-jawab, peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan dan langsung dijawab dengan sangat jelas oleh Cak Inin. Kalau saya pribadi, insyallah akan menghubungi beliau ketika naskah buku saya siap dikirim. Mohon doanya yah, teman-teman!


Waktu Pertemuan: Rabu, 14 April 2021
Resume ke: 5
Tema: Penerbit Indie
Narasumber: Mukminin, S. Pd., M. Pd.
Gelombang: 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANUARI BER-HAB (Part 1)

Tahun 2021 telah meninggalkan semesta. Dia pergi dengan membawa berjuta kenangan dan warna-warni kehidupan.  Kini giliran tahun ...