Bersama keluarga, saya tidak mau ketinggalan momen nisfu Sya'ban tahun ini. Sejak kemarin kami sudah menyiapkan diri untuk berpuasa. Kami sudah janjian untuk saling menghubungi pada waktu sahur. Alhamdulillaah, pukul 4 dinihari saya sudah terbangun.
Setelah melaksanakan sholat Subuh berjamaah, kami memulai hari sebagaimana hari-hari sebelumnya. Mengingat kondisi kesehatan saya belum stabil, maka saya ke sekolah diantar jemput oleh suami.
Saat ini siswa kelas XII di madrasah kami sedang mengikuti Ujian Madrasah Berbasis Komputer (UMBK) dan sudah berada di hari kelima. Setiba di madrasah, saya memantau pelaksanaan ujian di Laboratorium komputer. Begitu juga di sebuah ruang kelas yang digunakan sebagai tempat ujian berbasis android.
Setelah memantau kegiatan UMBK, saya menuju ke ruang perpustakaan. Saya telah menyampaikan kepada kepala perpustakaan untuk mengadakan supervisi manajerial. Saya didampingi oleh staf tat usaha menuju ke sana.
Setiba di sana, ternyata staf TU lupa membawa instrumen penilaian yang akan saya gunakan dalam melakukan supervisi. Saya pun memintanya untuk mencetak instrumen tersebut di ruang TU. Sambil menunggu, saya gunakan waktu untuk membaca sebuah buku tentang Fikih Wanita.
Tak lama berselang, staf TU sudah berada di perpustakaan. Saya memulai kegiatan supervisi dengan kepala perpustakaan bersama seorang pustakawan. Ada 15 item yang saya periksa di ruangan tersebut. Ada beberapa item yang sudah terpenuhi secara maksimal, ada juga yang masih perlu dibenahi dan dilengkapi. Saya sangat bersyukur sebab kedua tenaga perpustakaan tersebut cepat tanggap dan mudah memahami penjelasan yang saya berikan.
Setelah kegiatan supervisi selesai, saya pamit. Kepala perpustakaan sempat menawarkan air minum dan kue, tetapi saya menolak dengan halus. Saya langsung begerak menuju kantor. Saya butuh beristirahat sejenak setelah berdiskusi lama dengan tenaga perpustakaan. Waktu 2 jam tidak terasa berjalan sebab perbincangan di ruang perpustakaan yang begitu menyenangkan.
Setiba di ruang kerja, saya langsung berisitirahat di kursi tamu. Huft, saya merasa cukup lelah. Namun, selang beberapa menit saya beristirahat, tenaga saya menjadi pulih kembali. Di meja tamu ruang kerja saya telah tersedia kue Panada dan air minum. Dalam waktu sekejap, saya langsung melahapnya. Alhamdulillaah, betapa nikmat karunia Allah kepada saya. 2 buah kue Panada dan segelas air putih telah mengisi lambungku.
Beberapa menit kemudian, suami sudah datang menjemput. Saya bersiap-siap pulang sebab waktu sudah menunjukkan pukul 11.15 WITA. Sebentar lagi, waktu sholat Jum'at tiba. Suami harus bersiap melaksanakan sholat Jum'at.
Saya melongok ke ruang tata usaha. Di sana kulihat staf TU sedang mengupas sebuah mangga. Saya menjadi ngiler dibuatnya. Setelah meminta izin, saya mengambil satu potong mangga yang ada di depan staf TU. Rasanya segar sekali!
Selagi saya menikmati segarnya si buah mangga, seorang panitia bersama dua tenaga perpustakaan juga ikut bergabung di ruang TU.
"Ayo, makan mangga! Ini rasanya benar-benar nikmat!" Tuturku sambil menunjukkan potongan mangga di tangan kananku.
"Iya, Bu. Terima kasih." Jawab Bu Nur. "Saya sedang puasa, Bu." Lanjutnya.
"Astagfirullah!" Seruku histeris. Kumuntahkan seluruh mangga yang ada di mulutku ke tisu.
Semua orang yang ada di ruang TU sontak kaget. Tak ada satupun yang berbicara. Mereka hanya mengikutiku dengan tatapannya. Ketika saya kembali ke ruangan, staf TU mulai bertanya.
"Kenapa, Bu?" tanyanya panik.
"Astagfirullah, saya juga sedang berpuasa hari ini, Bu." Seruku sambil tertawa. "Saya benar-benar lupa kalau sedang puasa. Saya tadi sudah makan kue dan minum segelas air."
Mereka semua ikut tertawa dan memberi ucapan selamat padaku. Ini hal yang sering terjadi di lingkungan orang Islam. Jika ada orang yang berpuasa, kemudian lupa dan dia makan ataupun minum, itu artinya dia sedang ketiban rezeki.
Saya cepat-cepat berkumur untuk menghilangkan rasa makanan yang masih ada di mulutku. Saya ceritakan hal ini ke suami dan beliau juga ternyata lupa kalau sedang berpuasa.
"Pantas saya merasa sangat dahaga sepulang dari perpustakaan. Air yang kuminum juga terasa segar dan nikmat sekali melewati tenggorokanku." Tuturku panjang lebar kepada semua orang yang ada di sekitarku. Mereka pun tersenyum-senyum melihat tingkahku.
Staf perpustakaan lalu bercerita bahwa dia juga pernah seperti itu. Bahkan dia sudah makan nasi dan lauknya. Sialnya lagi, dia teringat tentang puasanya pada suapan terakhir dan belum minum air putih. Namun, dia tetap melanjutkan puasanya sampai waktu Magrib.